Otak di dalam Jantung
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al-Hajj 22:46)
Kebanyakan orang berpikir bahwa otaklah yang melakukan proses pemikiran. Ternyata itu tidak benar. Otak bukanlah pusat dari kegiatan manusia. Bukan otak yang mengatur tata cara kehidupan manusia. Tetapi hati yang menjadi pusat kegiatan pemikiran dan yang mengatur kehidupan seorang manusia.
Bagaimana itu bisa? Jantung berdetak sebanyak 100.000 kali selama 24 jam terus menerus memompakan dua galon darah untuk beredar ke seluruh tubuh kita. Dalam istilah agama, jantung itu bekerja duluan jauh sebelum otak terbentuk. Dan secara medis ini memang fakta yang terbukti.
Singkatnya, jantung bekerja sendiri tanpa harus dikomandoi oleh otak. Mengapa bisa terjadi? Menurut penelitian neurocardiology, Dr. J. Andrew Armour dan Dr. Jeffrey Ardell menyebutkan bahwa ternyata dalam jantung ada sekitar 40.000 neuron (syaraf) yang cara kerjanya tidak seperti otak, syaraf-syaraf itu saling terhubung secara terus menerus sepanjang hidup dari jantung.
Jantunglah yang "menghidupkan" otak dengan mengirimkan sinyal ke amygdala dan thalamus (otak kecil) dan setelah itu komunikasi antara otak dan jantung berjalan.
Karena jantung punya kemampuan berpikir sendiri, berarti jantung juga sumber pengetahuan. Faktanya, jantung menjadi sumber pengetahuan yang lebih baik yang kita kenal dengan "pengetahuan spiritual". Dan dasar pengetahuan ini sudah diberikan sejak kita dari kecil. Itulah sebabnya mengapa kita mesti menyembah Allah SWT yang sudah menciptakan jantung agar komunikasi tiap sel syaraf bisa terjalin dengan baik. Hal ini juga yang membuat seorang manusia punya intuisi (ilham, firasat) yang kadang dirasakan "bakal terjadi" sebelum otak menyaksikannya terjadi. Perasaan-perasaan seperti ketakutan, arogansi, emosi, nafsu, itu semua berasal dari jantung.
Bila kita berpikir bahwa jantung itu "dinyalakan" oleh Allah SWT, maka semestinya kita selalu merasa dekat kepada Allah SWT setiap saat, laksana dua jari kita.
*maka, ni'mat Rabb kamu yang mana lagi yang mau kamu dustakan..?*
sumber : berbagai-sumber
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. Al-Hajj 22:46)
Kebanyakan orang berpikir bahwa otaklah yang melakukan proses pemikiran. Ternyata itu tidak benar. Otak bukanlah pusat dari kegiatan manusia. Bukan otak yang mengatur tata cara kehidupan manusia. Tetapi hati yang menjadi pusat kegiatan pemikiran dan yang mengatur kehidupan seorang manusia.
Bagaimana itu bisa? Jantung berdetak sebanyak 100.000 kali selama 24 jam terus menerus memompakan dua galon darah untuk beredar ke seluruh tubuh kita. Dalam istilah agama, jantung itu bekerja duluan jauh sebelum otak terbentuk. Dan secara medis ini memang fakta yang terbukti.
Singkatnya, jantung bekerja sendiri tanpa harus dikomandoi oleh otak. Mengapa bisa terjadi? Menurut penelitian neurocardiology, Dr. J. Andrew Armour dan Dr. Jeffrey Ardell menyebutkan bahwa ternyata dalam jantung ada sekitar 40.000 neuron (syaraf) yang cara kerjanya tidak seperti otak, syaraf-syaraf itu saling terhubung secara terus menerus sepanjang hidup dari jantung.
Jantunglah yang "menghidupkan" otak dengan mengirimkan sinyal ke amygdala dan thalamus (otak kecil) dan setelah itu komunikasi antara otak dan jantung berjalan.
Karena jantung punya kemampuan berpikir sendiri, berarti jantung juga sumber pengetahuan. Faktanya, jantung menjadi sumber pengetahuan yang lebih baik yang kita kenal dengan "pengetahuan spiritual". Dan dasar pengetahuan ini sudah diberikan sejak kita dari kecil. Itulah sebabnya mengapa kita mesti menyembah Allah SWT yang sudah menciptakan jantung agar komunikasi tiap sel syaraf bisa terjalin dengan baik. Hal ini juga yang membuat seorang manusia punya intuisi (ilham, firasat) yang kadang dirasakan "bakal terjadi" sebelum otak menyaksikannya terjadi. Perasaan-perasaan seperti ketakutan, arogansi, emosi, nafsu, itu semua berasal dari jantung.
Bila kita berpikir bahwa jantung itu "dinyalakan" oleh Allah SWT, maka semestinya kita selalu merasa dekat kepada Allah SWT setiap saat, laksana dua jari kita.
*maka, ni'mat Rabb kamu yang mana lagi yang mau kamu dustakan..?*
sumber : berbagai-sumber
0 komentar:
Posting Komentar