Membentuk karakter anak yang jujur perlu peran serta orang tua

Membentuk karakter anak yang jujur perlu peran serta orang tua. Siapa yang tak ingin mempunyai anak yang jujur. Pada jaman sekarang ada pepatah atau yang sering dibicarakan banyak orang, kalau jujur tidak keduman (artinya kalau jujur tidak kebagian). Kalau itu yang akan kita tanamkan pada anak-anak kita, apa jadinya negara ini, dan apa yang akan terjadi. Terutama para anak-anak kita yang akan meneruskan perjuanagan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsa Indonesia ini !.

Kebanggaan sebagai orang tua jika memiliki anak suskses atau telah menjadi seorang pemimpin yang jujur, adil terhadap bawahannya, dan rekan-rekannya. Membentuk karakter anak yang jujur harus dilakukan sedini mungkin. Pembentukan karakter yang jujur tidak lepas peran serta dari orang tua. Karena ada pepatah yang mengatakan bahwa gambaran orang tua itu akan tergambar dalam didiri anakanya. Walaupun belum tentu gambaran si anak, itu mencerminkan tingkah laku atau gambaran orang tuanya. Dari pepatah tersebut untuk membentuk karakter jiwa anak yang jurur. Maka sebagai orang tua harus memberikan contoh kepada anak-anak kita.

Ini contoh orang tua yang memberikan bentuk karakter tidak jujur kepada anak. Semisalnya anak dibawah umur lima tahun, si-anak memberikan uang kepada orang tuanya entah itu hanya uang Rp. 1000,- (Seribu Rupiah), dan orang tuanya bertanya dari mana uang ini nak? Tanya si orang tua. Dan si-anak tersebut menjawab dapat dimeja kakek. Selanjutnya orang tuanya tersebut  menerima dan dimasukkan kedalam sakunya, entah karena orang tuanya tidak punya uang atau apa. Tetapi ini akan membentuk dan mendidik anak yang tidak baik. Disini anak akan mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya kalau mengambil uang dimeja walaupun itu milik kakeknya, bahwa mengambil bukan miliknya diperbolehkan oleh orang tuanya. Dan mungkin ini akan terpatri dalam diri si-anak, serta ini tidak akan baik dan bagus jika anak tersebut besok menjadi seorang pemimpin atau pejabat publik, karena akan mengambil uang yang bukan haknya (hak masyarakat) atau orang lain (Korupsi). Seharusnya apabila menemui kejadian tersebut, begitu anak menjelaskan bahwa uang tersebut dia ambil dari meja kakeknya, maka orang tuanya harus memerintahkan kepada si anak untuk mengembalikannya di meja kakek. Dan diberitahu atau menjelaskan bahwa mengambil barang yang bukan haknya atau bukan miliknya tidak baik (tidak boleh) berdosa, jika tidak punya uang mintalah kepada orang tua jangan mengambil barang milik orang lain yang bukan haknya.

Maka disini akan tercermin kepada sianak dan membentuk anak jujur tidak akan mengambil barang orang lain, walaupun itu uang orang tuanya yang diletakkan mungkin dimeja, dia tidak akan mengambil dan bila butuh uang akan meminta kepada orang tuanya, serta bila dia disuruh membeli barang, apabila ada sisa dia akan mengembalikan sisa uang tersebut.

Marilah kita sebagai orang tua bentuklah dan didiklah anak-anak kita menjadi orang yang jujur. Apalagi sekarang ini untuk anak-anak yang baru sekolah SD kelas 6, SMP kelas IX ataupun SLTA kelas 3 akan melaksanakan UNAS, kita tanamkan pada diri anak kita untuk jujur, jangan mencontek, jikalaupun nilainya jelek tapi hasil kerja sendiri janganlah anak kita dimarahi, kita sebagai orang tua harus bangga bahwa ternyata anak kita jujur.

(kamu hasilnya jelek tidak apa-apa tapi kamu mengerjakan bukan karena mencontek, dan ini hasil kamu sendiri, aku tetap bangga terhadapmu nak ternyata kamu tetap jujur, semoga kegagalan ini akan membuatmu untuk lebih tekun belajar dan akan menjadikan kamu sukses nantinya, tetaplah kamu belajar !, semoga kamu besok apabila jadi pemimpin, jadilah pemimpin yang jujur!)

Semoga sedikit artikel ini tentang membentuk karakter anak yang jujur perlu peran serta orang tua, dapat berguna bagi saya, dan kita semua untuk mendidik anak-anak kita dan membetuk anak menjadi seorang yang jujur.